Gorontalo — Suasana lapangan sederhana di depan Kedai Tuli, Jalan Tondano, Kelurahan Molosipat U, Kecamatan Sipatana, menjadi saksi kemeriahan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun yang membuatnya istimewa adalah bukan sekadar upacara biasa—melainkan dipimpin oleh penyandang disabilitas dari berbagai latar belakang seperti tuna netra, tuna rungu, tuna daksa, autisme, dan lansia.

Para peserta duduk rapi atau berdiri tegap, dibimbing oleh pendamping, menyanyikan lagu kebangsaan dengan penuh khidmat. Seorang autis dipercaya memimpin jalannya upacara, sementara pembina upacaranya adalah Ketua BAZNAS Gorontalo, Hamka Arbie. Momen paling menyentuh terjadi saat bendera merah putih dikibarkan oleh tiga tuna daksa, dengan keyakinan dan keteguhan yang menggetarkan.

Upacara ini bukan hanya ritual simbolis, namun juga simbol perjuangan dan kesetaraan. Ketua Yayasan Putra Mandiri Gorontalo, Raden Sahi, menyatakan bahwa acara ini diadakan agar para penyandang disabilitas dan lansia bisa merasakan peringatan kemerdekaan secara penuh dan setara.

BAZNAS Gorontalo pun menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan sosial inklusif yang menjunjung tinggi martabat setiap insan, tanpa terkecuali.